Kamis, Oktober 13, 2005

Malaikat Kecilku

Kurasakan derai tangismu
Saat pertama kau jejakkan
Kaki mungilmu di bumi

Bunga kecil nan rupawan
Mulai tumbuh dan mekar
Dibumi penuh perjuangan
Menjelang hari kemenangan

Ribuan doa dan harapan
Turut menyertai langkah kecilmu
Tuk warnai nafas kehidupan

Rahma si malaikat kecilku
Harumkanlah nama ayah-bundamu
Jaga akhlaq semanis madu
Tuk gapai kasih Tuhanmu



Untuk yang kukasihi, selamat datang di bumi

Selasa, Oktober 04, 2005

Pahitnya cinta

Tercekat aku mendengarmu
Tuturkan sebuah khabar sedih
Aku terhuyung dan limbung
Bak terhempas diantara batuan karang

Aku tak tahu
Apakah Ramadhan ini kunikmati
Walaupun hati masih menyisakan asa
Tuk kembali raih semangat cinta

Diantara dua pilihan
Dan aku salah satu darinya
Sungguh tiada kusangka
Cinta ini terasa pahit akhirnya
Pabila kandas ditelan samudra

Kan kubawa kemanakah
Cinta sebiji Zarah ini?
Apakah kembali kularungkan
Ketengah lautan kekecewaan?

Kumohon dengan sangat
Duhai Pemilik jiwa
Bentangkanlah jalan untukku
Tuk segera meraih cintanya
Jangan biarkan aku merana

Kamis, September 29, 2005

Al Quds Memanggil Kita

Kota suci menangis
Mengais belas kasih
Dari umat yang sedang tidur
Tidur panjang melenakan

Bait Allah terkepung
Dari serangan si durjana
Yang memimpikan sebuah Haikal
Untuk seorang junjungan

Darah Syuhada membanjir
Menghias setiap sudut kota
Harum syurga bagi mereka
Yang ikhlas membela agama

Ya Ikhwan...
Masihkah engkau terlelap
Terbuai akan kesenangan dunia
Saudara kita menderita disana

Al Quds memanggil kita
Menyeru untuk bersatu
Dalam kalimah suci
Allahu Akbar!! Allahu Akbar!!

Berkobarlah semangatmu
Bela kehormatan Islam
Berkumpullah dalam satu barisan
Hentikan langkah zionis
Bersatulah saudaraku...
Al Quds memanggil kita

Sabtu, September 24, 2005

Menunggu Rembulan Jatuh

Ya Allah...
Sudah sekian lama hidupku ini
Tahun berganti tiada kurasa
Berbilang hari sudah terlupa

Ya Allah...
Akankah aku jumpai
Hari-hari indah di bulan suci
Seperti tahun-tahun yang lalu

Kurindu hari-hari penuh khusyuk
Hadapkan wajah ini kepadaMu
Kutundukkan jiwa ini
Tuk sambut bulan kebahagiaan

Ya Allahu Robbi...
Masih adakah nafasku untuk saat itu?
Kupohonkan doa dan puja
Tuk meraih kasihMu

Detik-detik itu mendekat
Degupan jantung semakin kencang
Menunggu bulan kerinduan
Ya Robb... rahmatilah diri hamba
Agar tergapai RamadhanMu
Hingga kurasakan nikmat kasih tiada tara
Dari Robb Dzat yang Maha Esa

Jumat, September 23, 2005

Usah Kau Ragu

Wahai Bunga hati...
Harum muliamu menyeruak
Menyegarkan kalbu ini
Melegakan jiwa yang papa

Sikap dewasamu tiada kuragu
Walau ucapmu menyimpan ribuan makna
Aku tahu kau masih bimbang
Akan niat tulusku

Aku tiada hati untuk meninggalkanmu
Setelah aku berazzam untuk khitbah itu
Usah kau ragu kepadaku
Karena Allahu robbi menjadi saksi
Cinta ikhlas di hati

Senyumku tersungging
Tatkala kau khawatiri akan ta'adud
Sama sekali aku tak pernah memikirkan
Untuk rencana semacam itu

Banyak bunga di dunia
Namun tak terlintas dihati
Tuk memetik bunga lain
Selain Bunga yang satu ini

Minggu, September 18, 2005

Kasih Kekasih - InTeam

Tak perlu aku ragui
Sucinya cinta yang kau beri
Kita saling kasih mengasihi
dengan setulus hati

Ayah Ibu merestui
Menyatu cincin dijari
Dengan rahmat dari Ilahi
Cinta kitapun bersemi

Sebelum di ijab kabul
Syariat tetap membataskan
Pelajari ilmu rumah tangga
Agar kita lebih bersedia
Menuju hari yang bahagia

Kau tahu ku merinduimu
Kutahu kau mencintaiku
Ooo kasih.. bersabarlah sayang
Saat indah kan menjelma jua

Kita akan disatukan
Dengan ikatan pernikahan
Ooo kasih disana kita bina
Tulus cinta paling berbahagia

Semoga cinta kita
Didalam ridha Ilahi
Berdoalah selalu
S'moga jodoh berpanjangan

Kamis, September 15, 2005

Lautan Kasih

Hujan dimalam itu
Menyiratkan hatiku yang gerimis
Gundah hendak kemana
Tiada tempat untukku bercerita
Tentang isi hati ini

Kusapa dirimu nun jauh disana
Ibu, aku rindu padamu
Sudah lama kita tiada bersua
Belaianmu hadir dalam mimpi saja
Hingga hari ini....

Kala kau angkat telepon itu
Kaupun tersedu mendengar tuturku
Yang selalu meminta dan meminta
Restu Ibu, hanya itu yang kupinta

Ibu... Isi hatiku telah kau tahu
Akupun tiada kuasa tahan air mata
Terharu, akan restu agung ibu
Hingga terlantunlah puja-puji doa

Ibu... Kasihmu tiada tara
Hanya Allah saja yang sanggup membalas
Segala kasih yang kau beri untukku
Karena aku tidak akan pernah bisa
Membalas cintamu sampai kapanpun jua

Hujan dimalam itu
Tiada pernah kulupa
Saat kuarungi lautan cinta
Dari seorang Ibu

Senin, September 12, 2005

Khianat Seorang Sahabat

Musim gugur...
Begitu aku menyebut hari ini
Daun-daun berjatuhan indah
Dan sang musafir pun tersenyum

Seharusnya kunikmati hari
Karena aku akan bertemu seorang jundi
Namun, tergagap aku mendengar berita itu
Mulut seorang sahabat menyebar angkara
Dibelakangku menyebar bisa

Sahabat, kurang apakah kepercayaanku
Sehingga kau gali rahasiaku
Bukankah engkau sudah tahu banyak
Tentang diriku, sang musafir
Mengapa kau cari rahasia dibalik itu

Sahabat, aku sudah menganggap saudara padamu
Dan akupun sangat percaya ketulusanmu
Kaulah saudaraku yang terdekat di tanah rantau ini
Mengapa kau khianati diriku?
Mencari sesuatu yang tidak mampu kuceritakan padamu
Tidak bolehkah jika aku memiliki privacy?

Sahabat, setelah kejadian ini
Seharusnya aku membencimu
Walaupun aku tetap memaafkanmu
Tapi akan ku ingat selalu peristiwa ini
Sayatan lidahmu telah melukai korbannya
Akulah korbanmu...

Aku tidak akan menuangkan jeritan hati padamu
Karena engkau telah melanggar batas yang kubuat
Kemesraan diantara kita telah menjadi buih
Hancur akibat keingintahuanmu
Maafkan diriku yang lemah ini
Yang tidak mampu membendung amarah kepadamu
Hanya satu yang ingin ku ucap, Selamat Tinggal... .

Selasa, September 06, 2005

Sabar Dalam Penantian

Ingin sekali jemari itu
Kurengkuh dalam dekapan
Kan kugandeng dan kuayun
Bersama meniti hari indah
Kapankah kujelang?

Mengapa…
Setiap purnama seakan lambat
Kutunggu-tunggu tak juga hadir
Waktu seolah berjalan pelan
Bermain dengan hati yang tak sabar

Duh hati yang lemah ini
Jangan kau siksa aku
Dengan ketaksabaranmu itu
Sejukkanlah ruang itu
Tuk bersiap menyambutnya

Wahai jiwa…
Hembuskanlah kelemahanmu
Tinggalkanlah ia
Karena kuatmu yang kubutuhkan

Baiknya kuhadirkan…
Ribuan untaian doa untuknya
Agar aku dan dia tetap teguh
Menuju perjanjian yang berat itu

Sulit kubayangkan
Bila hari itupun tiba
Apakah aku sanggup menerimanya
Seorang dambaan insan
Bidadari yang hadir didunia

Jumat, Agustus 26, 2005

Penghias Hati

Wahai penghias hati ini
Kuingin dirimu tahu
Setiap relung-relung hatiku
Agar bertambah mantap azzammu

Kuingin kau tahu
Ragaku selalu setia
Menyambut setengah jiwanya

Kan kubisikkan kata cinta
Disetiap sudut bumi yang kujelajahi
Agar engkau tahu besar cinta ini

Aku tahu engkaupun rindu
Menanti detik-detik pernikahan
Yang merubah setiap sendi hidup kita
Hanya kuharap padamu… bersabarlah

Rabu, Agustus 24, 2005

Gantungan Asa

Kugoreskan lembar-lembar ini
Dengan segenap perasaan
Yang senantiasa meluap-luap
Membuncah hampir yak tertahan

Allah sang pemilik cinta
Terimakasih padaMu
Yang telah memberikan anugerah ini
Hingga ribuan syukurpun teruntai

Duhai kasih…
Engkaulah anugerah terindah itu
Kukagumi kecemerlangan akhlakmu
Yang membuatku terpana

Wahai dambaan hati…
Ilmuku tak setinggi dirimu
Jangan kau pandang tinggi diriku
Yang kupunya hanyalah ketulusan
Terimalah gantungan asaku ini

Kasihku

Semilir bayu menerpaku
Seakan tawarkan kedamaian
Dari hatiku yang selalu resah
Menanti fajar harapan
Yang terbit bersamanya

Wahai Lailaku…
Datanglah kepadaku
Sembuhkanlah sakitku
Obatilah majnun ini

Wahai Zulaikhaku…
Bersabarlah kasih
Kelak aku kan datang
Setelah kunikmati penjara ini

Wahai Syah Jehanku…
Kan kuharumkan namamu
Hingga ajal memisahkan kelak
Kan kutaburi pusaramu dengan cinta

Wahai Fathimahku…
Engkaulah bunga yang senantiasa mekar
Diantara bunga-bunga syurga
Harum kesetiaanmu kudambakan

Wahai Khadijahku…
Kuingin dukunganmu kelak
Dalam perjalanan hidup ini
Tuk tegakkan kalam Allah dimuka bumi

Wahai pendampingku…
Aku percaya tekadmu
Kan kurengkuh hari demi hari
Untuk sebuah penantian suci

Sabtu, Juli 30, 2005

Untuk Sang Bidadari

Duhai kasih…
Pabila ada sedikit ruang itu dihatimu
Kuberdoa semoga tersedia untukku
Kuingin kedamaian hati turut membelai
Relung kehampaan jiwaku

Duhai Ibu dari anakku kelak…
Kala kau bersiap tuk sambut tanganku
Saat kau renda hari dalam penantian
Kuingin hiaslah harimu dengan asmaNya
Agar kurasakan manisnya puja-puji

Jika ada ikhlasmu untukku
Tuk menerima segala kekurangan
Dan kelemahan jiwaku ini
Ku kan ikhlas menerimamu
Dengan segala kekuranganmu

Ku tlah mendengar suara hatimu
Ingin sekali mendekap kegelisahanmu
Agar tumbuh ketenangan dan kedamaian
Di jiwamu…

Duhai bidadariku kelak…
Ku tak dapat tawarkan lebih dari ini
Hanya seonggok tubuh fana
Yang selalu mengais kasih karuniaNya
Sudikah dirimu meniti jihad bersamaku?

Kiranya fajar harapan tlah menyingsing
Beranjak menerangi dua anak manusia
Harumnya pagi di cakrawala cinta
Membius diri dalam pendakian asmara
Memejam mata sang pengembara

Rabu, Juli 27, 2005

Ku Akan Rela

Rabb…
Sampaikanlah maafku padanya
Bila cinta ini melukai hatinya

Aku ingin dia bahagia
Bukan membuatnya menderita
Bukan pula untuk terluka

Rabb…
Peliharalah jiwa ini
Dari kejahatan cinta

Kuserahkan segalanya
Jangan biarkan dia merana
Karena akupun akan menderita

Bila tiada jodoh denganku
Ku akan rela melepaskan
Biarlah dia cari cintanya

Kebahagiaannya kebahagiaanku
Kesedihannya kesedihanku
Biarkanlah dia memilihnya

Sabtu, Juli 23, 2005

Menanti Sebuah Jawaban - by PADI

aku tak bisa luluhkan hatimu
Dan aku tak bisa menyentuh cintamu
seiring jejak kakiku bergetar
Aku tak terpagut oleh cintamu
Menelusup hariku dengan harapan
Namun kau masih terdiam membisu

Sepenuhnya aku ingin memelukmu
Mendekap penuh harapan tuk mencintaimu
Setulusnya aku akan terus menunggu
Menanti sebuah jawaban tuk memilikimu
Betapa pilunya rindu menusuk jiwaku
Semoga kau tau isi hatiku
Dan seiring waktu yg terus berputar
Aku masih terhanyut dalam mimpiku

aku tak bisa luluhkan hatimu
dan aku tak bisa menyentuh cintamu

Selasa, Juli 12, 2005

Yang Kudamba

Aku telah lelah mencari
Sejalan umur yang terus bergulir
Telah lama menunggu
Dalam perjalanan hidup yang sekejap

Aku masih menargetkan kesuksesan materi
Untuk jaminan hidup nanti
Yang harus kujalani
Untuk kebahagiaan ahlul baitihi

Terfikir kembali dalam benakku
Umur ini tiada sebanding dengan harta
Tiada pantas umat Nabi melakukannya

Bila telah datang seorang wanita sholehah
Yang mau menerima seutuhnya
Segala kekurangan diriku
Dan siap berjuang bersama dalam Iman
Tak akan ku sia-siakan saat itu
Tuk segera sempurnakan Dien
Menuju keridhaanNya

Ya Robbi…
Kupohonkan asa padaMu
Teguhkanlah jalan dakwah dalam dada
Hadirkanlah cahaya hatiku

Kamis, Juli 07, 2005

Bunga Hidupku

Tak pernah terbayangkan hari itu
Tawaran dari Yang Mulia untuk anaknya
Apakah ini mimpiku disiang hari?
Padahal tiada harta untuk mengkhitbahnya
Apa yang dipunyai dari si miskin ini?
Hanya semangat agama dan seperangkat jirah
Inilah hari yang sangat membingungkan
Sesuatu yang tiada dapat ditolak

Kini, ia adalah belahan jiwaku
Ketabahannya dalam rumah tangga
Menyejukkan kalbu ini
Ketekunannya mengotori tangannya yang suci
Bangkitkan ke-ibaan diri ini

Fathimah, sang bunga kehidupanku
Ibu dari dua pejuang muda
Namamu selalu harum sepanjang jaman
Seharum bunga syurga diatas kasturi

Setangkai Bunga di Sungai Nil

Ditempat ini pertama kuinjakkan kaki
Dari kehinaan menuju kemuliaan
Oleh keluarga terpandang Mesir
Melambungkan asa seorang terbuang

Wahai wanita yang kumuliakan
Kebaikanmu tak kan terlupa
Tak berani rasanya menatap wajah indah itu
Kedudukanmu terlalu tinggi bagiku

Seiring waktu berjalan
Ternyata ada cinta yang tumbuh diantara kita
Tapi aku malu, mulut ini terkunci tiada suara

Zulaikha….
Janganlah kau dekati diriku dengan tidak halal
Rabb kita pasti tidak akan pernah ridha

Bersabarlah kasih….
Jika Allah mengizinkan, tentu saat itu akan tiba
Menyatukan dua hati dalam mahligai suci

Kiranya penjara ini lebih baik bagiku
Untuk merenungi kekhilafan cinta
Agar mendewasakan kita
Pada pertemuan yang dirindukan

Pengaduanku padaMu

Ya Rabb…
Seandainya rindu ini hanyalah semu
Hapuskanlah dari benakku
Agar tidak mengotori fikiran ini

Ya Rabb…
Seandainya cinta ini sebelah tangan
Cabutlah benang-benangnya
Agar tidak mengekang hati ini

Ya Rabb…
Yang memiliki rasa ini
Yang mengatur segala kerinduan
Yang mengatur segala kecintaan

Sekiranya kebenaran itu untukku
Dan pabila ada dua benang yang terhubung
Sehingga dia memiliki rasa yang sama
Janganlah Engkau putus Ya Rahman…

Tautkanlah hati kami
Dalam pertalian yang suci
Bebaskanlah diri ini
Dari derita cinta tak berujung

La Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah
Hanya Engkaulah pemilik segala
Akupun gadaikan hati ini
Sebagai bukti kerinduanku padaMu

Selasa, Juli 05, 2005

Sebaris Kasih untuk Ibu

Sungguh mulia kedudukan seorang Ibu dihadapan Allah SWT, derajatnya 3 kali lebih tinggi daripada seorang Ayah. Pengorbanan yang Ibu lakukan melebihi pengorbanan yang kita harapkan darinya. Sudahkah kita membalas jasanya? Sekali-kali Tidak, kita tidak akan dapat membalas jasa-jasanya, walaupun tetesan air mata darah mengucur dari kedua sudut mata kita… Jasa Ibu tiada terbalas sedikitpun.

Ibu… Muliakanlah dia, karena Allah SWT memuliakan seorang Ibu. Masih ingatkah didalam benak antum tentang Masyithah yang hendak mengurungkan niatnya menerima hukuman karena Iman, demi seorang anaknya yang masih dalam buaian. Masih ingatkah dengan Maryam ibu dari Nabi Isa AS, begitu berat penderitaan yang diterimanya, derita dalam mengandung dan derita dalam cercaan kaumnya.

Ibu yang beriman pada Allah SWT dan hari pembalasan, adalah sosok Ibu yang utama. Setiap perbuatan dan ucapannya mendatangkan pahala bagi keluarganya. Masih ingatkah dengan Khansa, yang menyemangati keempat putranya untuk menyambut panggilan jihad fisabilillah. Dengan diiringi syair sang Ibunda, keempat putra Khansa syahid… yang tersisa hanyalah airmata bahagia Ibunda, Ibu dari empat ahli syurga.

Perjuangan seorang Ibu tidaklah padam, hingga akhirnya saat perpisahan menjelang. Nabi Ismail AS, salah satu manusia yang beruntung mendapatkan seorang Ibu pejuang dan penyabar. Yang dengan susah payah melintasi Shofa dan Marwa berulang-ulang untuk mencari setetes harapan. "Sesungguhnya sholatku dan ibadahku, hidupku dan matiku untuk Tuhan seru sekalian alam" kata-kata cinta terdalam seorang Ibu yang mengiba kasih Tuhannya.

Ibu… Muliakanlah dia, sebagaimana Allah SWT telah memuliakan kita semua dalam nikmatnya Islam. Mohonkan selalu kebaikan untuknya, karena Ibu yang beriman adalah kunci kesuksesan hidup kita.

Dari Sang Zahir Khan

Kiranya batu ini tak cukup
Melukiskan kesedihanku


Masih terngiang canda tawamu
Yang telah terkubur bersama tubuh kaku

Terlukis wajah yang menyisakan sebuah senyum
Senyum seorang dewi

Engkau telah bahagia disisi Rabbul ‘Alamin
Meninggalkan sisa-sisa kesenangan semu ini

Agra, jadilah saksi kesetiaanku
Tak hilang hingga ajal yang menunggu

[Taj Mahal untuk Syah Jehan]

Poetry of Romeo

Is the day so young?
The sun shy of me when it shining
Follow my sadness to you
Lady of Capulet…
My heart never want to go from you
Although you are not behind me
And our family never give us a change
To become one
Together with love

Jumat, Juni 24, 2005

Untukmu Syuhada

Wajahmu yang bersih
Tersisa bekas wudhu kesucianmu
Dengan senyuman lembutmu
Engkau kembali kepadaNya

Hidupmu.. kau abdikan untuk Ad-Dien
Menjadi pembela agama Allah
Niatmu yang suci
Selalu membara dalam dada

Al-Qur’an menjadi pegangan
As-Sunnah menjadi amalan
Kiranya telah tunai persiapan
Menghadap Ilahi Robbi

Ya… Anshorullah!!
Kau hadapkan mukamu untuk Allah
Kau hadang musuh-musuh Islam
Ikhlasmu jiwa-raga

Kiranya hanya Allah…
Yang jadi tujuanmu
Tiada harap ‘tuk hidup lebih lama
Dalam penjara dunia ini

Duhai jiwa ini…
Mengapa engkau sembunyi
Dalam kelemahan raga yang lemah
Tidak malukah kamu kepada mereka?
Yang begitu gigih mempertahankan Iman

Hai… si Fana!!
Kapankah engkau sambut panggilanNya
Menjadi Singa-Singa Islam
Yang selalu garang di medan perang
Namun mata selalu basah dengan tangis
Tangis seorang hamba kepada Robb-nya

Jeritan Seorang Hamba

Rabb…
Yang mengetahui setiap ruang dalam hati
Yang menguasai jiwa hamba
Sejahat apakah diri ini
Merahut asa selain padaMu


Rabb…
Salahkah hamba?
Pabila mengharap…
Secuil kasih dari makhlukMu

Ya Rahman…
Pemilik segala kasih
Tidak pantaskah hamba?
Memimpikan belaian cintanya

Rabb…
Jika Engkau tidak ridha
Jauhkanlah hamba darinya
Daripada hamba jauh dari cintaMu

Namun, jika sebaliknya…
Tambatkanlah hatinya untukku
Bersama berjuang dijalan kemuliaan
Sebab cinta hamba karena Engkau

Syair Kais Al-Majnun

Kutelusuri lorong-lorong kota ini
Mencari kasihku Laila…
Kupeluk dan kucium tembok kota ini
Bukan berarti aku cinta padanya
Tapi demi cintaku pada penghuninya
Yang mengisi setiap malamku
Menggoncang sukma yang lara
Lara dalam buaian asmara…
Kan kugetarkan setiap sudut kota ini
Tuk mengetuk pintu hatinya
Laila…
Lihatlah, mereka mengira aku gila
Ya… Gila karenamu
Datanglah duhai kekasih pujaan
Obatilah kegelisahan ini

Arti Cinta

Cinta… menyimpan ribuan asa
Membuka tabir derita pemujanya
Kilauannya yang menawan
Mempesonakan mata pengembara
Cinta… hanya menyimpan ribuan asa
Tak dapat tawarkan segala
Jangan tuntut apapun darinya
Isilah dengan tangis dan tawa
Karena Cinta… hanya untuk Cinta saja

Selasa, Juni 14, 2005

Oase Kedamaian

Aku seorang musafir
Sekian lama berjalan
Langkah demi langkah kuayunkan
Mengais oase kedamaian

Kala kutemukan oase itu
Terasa tercium bau Syurga
Mewangi dalam rongga kehampaan
Sejenak tersenyum... dan berteduh

Ya Robbi... Jangan biarkan berlalu
Masa indah, jangan ambil kembali
Ya Robbi... dalam sujud malamku
Menangis dalam kesyukuran

Andainya waktu bisa berhenti
Kan kupuaskan dahaga ini
Biar kunikmati...
Hingga akhir masaku


alimoel

Sebaris Puisi Duka


Dalam keramaian
Kurasakan kesepian
Dalam Kebisingan ini
Kesendirian yang terasa

Wahai jiwa yang dahaga
Haus akan kerinduan
Rindu pada Yang Kekal

Hati yang penuh lumpur ini
Tiada terbasuh air
Air Kehidupan....

Wahai raga yang fana
Tanggalkan pakaian duniamu
Hadapkan wajahmu s'lalu
Menuju RidhaNya


alimoel
ngetes lagi... duh Blog ternyata susah juga yah... mudah2an berhasil nih...
alimoel