Kamis, Juli 07, 2005

Bunga Hidupku

Tak pernah terbayangkan hari itu
Tawaran dari Yang Mulia untuk anaknya
Apakah ini mimpiku disiang hari?
Padahal tiada harta untuk mengkhitbahnya
Apa yang dipunyai dari si miskin ini?
Hanya semangat agama dan seperangkat jirah
Inilah hari yang sangat membingungkan
Sesuatu yang tiada dapat ditolak

Kini, ia adalah belahan jiwaku
Ketabahannya dalam rumah tangga
Menyejukkan kalbu ini
Ketekunannya mengotori tangannya yang suci
Bangkitkan ke-ibaan diri ini

Fathimah, sang bunga kehidupanku
Ibu dari dua pejuang muda
Namamu selalu harum sepanjang jaman
Seharum bunga syurga diatas kasturi

Setangkai Bunga di Sungai Nil

Ditempat ini pertama kuinjakkan kaki
Dari kehinaan menuju kemuliaan
Oleh keluarga terpandang Mesir
Melambungkan asa seorang terbuang

Wahai wanita yang kumuliakan
Kebaikanmu tak kan terlupa
Tak berani rasanya menatap wajah indah itu
Kedudukanmu terlalu tinggi bagiku

Seiring waktu berjalan
Ternyata ada cinta yang tumbuh diantara kita
Tapi aku malu, mulut ini terkunci tiada suara

Zulaikha….
Janganlah kau dekati diriku dengan tidak halal
Rabb kita pasti tidak akan pernah ridha

Bersabarlah kasih….
Jika Allah mengizinkan, tentu saat itu akan tiba
Menyatukan dua hati dalam mahligai suci

Kiranya penjara ini lebih baik bagiku
Untuk merenungi kekhilafan cinta
Agar mendewasakan kita
Pada pertemuan yang dirindukan

Pengaduanku padaMu

Ya Rabb…
Seandainya rindu ini hanyalah semu
Hapuskanlah dari benakku
Agar tidak mengotori fikiran ini

Ya Rabb…
Seandainya cinta ini sebelah tangan
Cabutlah benang-benangnya
Agar tidak mengekang hati ini

Ya Rabb…
Yang memiliki rasa ini
Yang mengatur segala kerinduan
Yang mengatur segala kecintaan

Sekiranya kebenaran itu untukku
Dan pabila ada dua benang yang terhubung
Sehingga dia memiliki rasa yang sama
Janganlah Engkau putus Ya Rahman…

Tautkanlah hati kami
Dalam pertalian yang suci
Bebaskanlah diri ini
Dari derita cinta tak berujung

La Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah
Hanya Engkaulah pemilik segala
Akupun gadaikan hati ini
Sebagai bukti kerinduanku padaMu

Selasa, Juli 05, 2005

Sebaris Kasih untuk Ibu

Sungguh mulia kedudukan seorang Ibu dihadapan Allah SWT, derajatnya 3 kali lebih tinggi daripada seorang Ayah. Pengorbanan yang Ibu lakukan melebihi pengorbanan yang kita harapkan darinya. Sudahkah kita membalas jasanya? Sekali-kali Tidak, kita tidak akan dapat membalas jasa-jasanya, walaupun tetesan air mata darah mengucur dari kedua sudut mata kita… Jasa Ibu tiada terbalas sedikitpun.

Ibu… Muliakanlah dia, karena Allah SWT memuliakan seorang Ibu. Masih ingatkah didalam benak antum tentang Masyithah yang hendak mengurungkan niatnya menerima hukuman karena Iman, demi seorang anaknya yang masih dalam buaian. Masih ingatkah dengan Maryam ibu dari Nabi Isa AS, begitu berat penderitaan yang diterimanya, derita dalam mengandung dan derita dalam cercaan kaumnya.

Ibu yang beriman pada Allah SWT dan hari pembalasan, adalah sosok Ibu yang utama. Setiap perbuatan dan ucapannya mendatangkan pahala bagi keluarganya. Masih ingatkah dengan Khansa, yang menyemangati keempat putranya untuk menyambut panggilan jihad fisabilillah. Dengan diiringi syair sang Ibunda, keempat putra Khansa syahid… yang tersisa hanyalah airmata bahagia Ibunda, Ibu dari empat ahli syurga.

Perjuangan seorang Ibu tidaklah padam, hingga akhirnya saat perpisahan menjelang. Nabi Ismail AS, salah satu manusia yang beruntung mendapatkan seorang Ibu pejuang dan penyabar. Yang dengan susah payah melintasi Shofa dan Marwa berulang-ulang untuk mencari setetes harapan. "Sesungguhnya sholatku dan ibadahku, hidupku dan matiku untuk Tuhan seru sekalian alam" kata-kata cinta terdalam seorang Ibu yang mengiba kasih Tuhannya.

Ibu… Muliakanlah dia, sebagaimana Allah SWT telah memuliakan kita semua dalam nikmatnya Islam. Mohonkan selalu kebaikan untuknya, karena Ibu yang beriman adalah kunci kesuksesan hidup kita.

Dari Sang Zahir Khan

Kiranya batu ini tak cukup
Melukiskan kesedihanku


Masih terngiang canda tawamu
Yang telah terkubur bersama tubuh kaku

Terlukis wajah yang menyisakan sebuah senyum
Senyum seorang dewi

Engkau telah bahagia disisi Rabbul ‘Alamin
Meninggalkan sisa-sisa kesenangan semu ini

Agra, jadilah saksi kesetiaanku
Tak hilang hingga ajal yang menunggu

[Taj Mahal untuk Syah Jehan]

Poetry of Romeo

Is the day so young?
The sun shy of me when it shining
Follow my sadness to you
Lady of Capulet…
My heart never want to go from you
Although you are not behind me
And our family never give us a change
To become one
Together with love