Wajahmu yang bersih
Tersisa bekas wudhu kesucianmu
Dengan senyuman lembutmu
Engkau kembali kepadaNya
Hidupmu.. kau abdikan untuk Ad-Dien
Menjadi pembela agama Allah
Niatmu yang suci
Selalu membara dalam dada
Al-Qur’an menjadi pegangan
As-Sunnah menjadi amalan
Kiranya telah tunai persiapan
Menghadap Ilahi Robbi
Ya… Anshorullah!!
Kau hadapkan mukamu untuk Allah
Kau hadang musuh-musuh Islam
Ikhlasmu jiwa-raga
Kiranya hanya Allah…
Yang jadi tujuanmu
Tiada harap ‘tuk hidup lebih lama
Dalam penjara dunia ini
Duhai jiwa ini…
Mengapa engkau sembunyi
Dalam kelemahan raga yang lemah
Tidak malukah kamu kepada mereka?
Yang begitu gigih mempertahankan Iman
Hai… si Fana!!
Kapankah engkau sambut panggilanNya
Menjadi Singa-Singa Islam
Yang selalu garang di medan perang
Namun mata selalu basah dengan tangis
Tangis seorang hamba kepada Robb-nya
Jumat, Juni 24, 2005
Jeritan Seorang Hamba
Rabb…
Yang mengetahui setiap ruang dalam hati
Yang menguasai jiwa hamba
Sejahat apakah diri ini
Merahut asa selain padaMu
Rabb…
Salahkah hamba?
Pabila mengharap…
Secuil kasih dari makhlukMu
Ya Rahman…
Pemilik segala kasih
Tidak pantaskah hamba?
Memimpikan belaian cintanya
Rabb…
Jika Engkau tidak ridha
Jauhkanlah hamba darinya
Daripada hamba jauh dari cintaMu
Namun, jika sebaliknya…
Tambatkanlah hatinya untukku
Bersama berjuang dijalan kemuliaan
Sebab cinta hamba karena Engkau
Yang mengetahui setiap ruang dalam hati
Yang menguasai jiwa hamba
Sejahat apakah diri ini
Merahut asa selain padaMu
Rabb…
Salahkah hamba?
Pabila mengharap…
Secuil kasih dari makhlukMu
Ya Rahman…
Pemilik segala kasih
Tidak pantaskah hamba?
Memimpikan belaian cintanya
Rabb…
Jika Engkau tidak ridha
Jauhkanlah hamba darinya
Daripada hamba jauh dari cintaMu
Namun, jika sebaliknya…
Tambatkanlah hatinya untukku
Bersama berjuang dijalan kemuliaan
Sebab cinta hamba karena Engkau
Syair Kais Al-Majnun
Kutelusuri lorong-lorong kota ini
Mencari kasihku Laila…
Kupeluk dan kucium tembok kota ini
Bukan berarti aku cinta padanya
Tapi demi cintaku pada penghuninya
Yang mengisi setiap malamku
Menggoncang sukma yang lara
Lara dalam buaian asmara…
Kan kugetarkan setiap sudut kota ini
Tuk mengetuk pintu hatinya
Laila…
Lihatlah, mereka mengira aku gila
Ya… Gila karenamu
Datanglah duhai kekasih pujaan
Obatilah kegelisahan ini
Mencari kasihku Laila…
Kupeluk dan kucium tembok kota ini
Bukan berarti aku cinta padanya
Tapi demi cintaku pada penghuninya
Yang mengisi setiap malamku
Menggoncang sukma yang lara
Lara dalam buaian asmara…
Kan kugetarkan setiap sudut kota ini
Tuk mengetuk pintu hatinya
Laila…
Lihatlah, mereka mengira aku gila
Ya… Gila karenamu
Datanglah duhai kekasih pujaan
Obatilah kegelisahan ini
Arti Cinta
Cinta… menyimpan ribuan asa
Membuka tabir derita pemujanya
Kilauannya yang menawan
Mempesonakan mata pengembara
Cinta… hanya menyimpan ribuan asa
Tak dapat tawarkan segala
Jangan tuntut apapun darinya
Isilah dengan tangis dan tawa
Karena Cinta… hanya untuk Cinta saja
Membuka tabir derita pemujanya
Kilauannya yang menawan
Mempesonakan mata pengembara
Cinta… hanya menyimpan ribuan asa
Tak dapat tawarkan segala
Jangan tuntut apapun darinya
Isilah dengan tangis dan tawa
Karena Cinta… hanya untuk Cinta saja
Langganan:
Postingan (Atom)